15 Provinsi Terjangkit Flu Babi
Jakarta – Departemen Kesehatan (Depkes) menyatakan penyakit influenza A H1N1 atau flu babi saat ini sudah menyerang 400 orang di 15 provinsi di Indonesia. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Tjandra YogaAditama mengatakan, 15 provinsi tersebut adalah Bali, Banten,Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara,Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Jambi.
“Hingga kini, pasien positif terjangkit virus H1N1 menyebar hingga 15 provinsi tersebut, ”terangnya di Jakarta kemarin. Hingga kemarin (27/7), ujar Tjandra, penderita positif influenza A H1N1 bertambah 38 orang yang terdiri atas 25 laki-laki dan 13 perempuan. Karena itu, total penderita influenza H1N1 saat ini mencapai 400 orang.
Dia mengungkapkan,ke-38 kasus baru tersebut terdiri atas 34 warga negara Indonesia (WNI) dan 4 warga negara asing (WNA).Pasien WNIberasaldari9provinsiyaituBali (2 kasus), Banten (9 Kasus), DKI Jakarta (5 kasus), Jawa Barat (2 kasus), Jawa Timur (6 kasus), Kalimantan Selatan (6 kasus),Kalimantan Timur (2 kasus),Kepulauan Riau (1 kasus),dan Jambi (1 kasus).
Tjandra mengatakan, secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia berjumlah 400 kasus yang terdiri atas 229 laki-laki dan 171 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman adalah 24 Juni (2 kasus),29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus),13 Juli (22 kasus),14 Juli (26 kasus),15 Juli (30 orang),16 Juli (15 kasus),20 Juli (15 kasus),22 Juli (67 kasus), 23 Juli 2009 (83 kasus), 24 Juli 2009 (21 kasus), dan 25 Juli 2009 (19 kasus).
Menurut dia, dengan terus meluasnya jumlah kasus flu babi ini,tak henti-hentinya Depkes mengimbau masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.Di antaranya mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik bila batuk dan tutup hidung dengan saputangan atau tisu saat bersin. Jika ada gejala Influenza, minum obat penurun panas, gunakan masker dan, tidakke kantor/sekolah/tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama lima hari.
“Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik, segera ke dokter,”terang Tjandra. Tjandra mengingatkan, influenza H1N1 ini ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. “Itulah mengapa penyebarannya sangat cepat,” kata Tjandra.
Namun, dia menambahkan,walau penularannya mudah, tingkat kematian flu babi tergolong sangat rendah,yakni hanya 0,4%. Pemerintah, lanjut dia, terus menjalankan upaya-upaya kesiapsiagaan, yaitu penguatan kantor kesehatan pelabuhan (thermal scanner dan health alert card wajib diisi), penyiapan rumah sakit rujukan, penyiapan logistik, penguatan pelacakan kontak, penguatan surveillance (influenza like illness/ILI), penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi, serta mengikuti international health regulations(IHR).
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes Budihardja Singgih menambahkan, pemerintah juga telah menyiagakan puskesmas yang tersebar di berbagai wilayah untuk mengantisipasi penyebaran penyakit influenza A H1N1.
Dia mengaku telah mengirimkan surat edaran kepada kepala dinas kesehatan provinsi, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, dan kepala unit pelaksana teknik kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesiapsiagaan terkait penularan virus influenza baru A H1N1 ini.
Melalui surat itu, kata Budihardja, pemerintah pusat meminta otoritas kesehatan di daerah untuk meningkatkan pemantauan kasus pneumonia akut dan penyakit serupa influenza (ILI) serta meningkatkan kemampuan puskesmas dalam mendiagnosis,memberikan terapi tepat dan segera merujuk ke rumah sakit.
“Puskesmas diminta meningkatkan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat di desa melalui penyuluhan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit itu dan mengajak masyarakat menghindari penyakit dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,”katanya. Sebelumnya, satu orang pasien positif influenza H1N1 meninggal dunia pada Rabu (22/7).
Kasus ini menjadi kasus pertama pasien influenza H1N1 tewas di Indonesia. Korban adalah seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang diketahui positif influenza A H1N1. Tjandra mengatakan, penderita yang meninggal itu positif terkena flu babi setelah hasil pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium.
Dia mengungkapkan,bocah ini sebelumnya telah dirujuk dari salah satu rumah sakit di Jakarta ke salah satu rumah sakit pemerintah di Jakarta pada 19 Juli 2009.Keluhan yang ada, terang Tjandra, berupa demam, batuk, sesak napas, dan badan lemah. “Dalam perawatan di rumah sakit, keadaan pasien terus memburuk dan akhirnya meninggal pada 22 Juli 2009 pukul 21.00 WIB,” katanya.
Menurut Tjandra,anak ini sejak beberapa tahun yang lalu sudah mengalami gangguan kesehatan dan delayed development. “Hal ini memperparah kondisi pasien,” ujarnya. Di seluruh dunia,jumlah orang yang terserang flu A H1N1 juga terus bertambah dari waktu ke waktu,bahkan termasuk di negaranegara yang sudah sejak lama terdampak pandemi flu.
Menurut data terakhir yang dipublikasikan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO) pada laman resminya, penyakit flu baru itu telah menginfeksi hampir 10.000 orang di seluruh dunia dan mengakibatkan sekitar 0,4% di antaranya meninggal dunia. (rendra hanggara)
Sumber : SINDO