III. Epidemiologi
Hewan Rentan
Semua hewan berdarah panas dapat terserang penyakit anthrax yang tingkat kepekaannya akan berbeda di antara spesies. Domba adalah yang paling peka, diikuti sapi, dan kuda. Sedangkan kerbau dan babi tergolong lebih tahan terhadap serangan anthrax. Penyakit ini bahkan pernah menyerang burung unta di daerah Purwakarta (Jawa Barat). Masa inkubasi bervariasi antara 3 - 5 hari.
Dalam dunia kedokteran hewan anthrax sebenarnya merupakan penyakit yang sumber penularannya terdapat di tanah, hewan sering terkena akibat memakan sesuatu yang terdapat di tanah yang tercemar oleh spora Bacillus anthracis (daerah endemic).
Anthrax tidak menyebar langsung dari salah satu hewan terinfeksi ke hewan lain, tetapi biasanya masuk ke dalam tubuh hewan bersama makanan, alat-alat kandang, dan atau tanah (rumput) yang dianggap paling penting dan berbahaya. Spora yang ada di dalam tanah dapat naik ke permukaan karena pengolahan tanah dan selanjutnya spora tersebut hinggap di rumput yang kemudian termakan oleh hewan (ternak).
Spora juga dapat masuk ke dalam kulit apabila hewan berada dan tidur di tempat yang tercemar. Spora akan tumbuh dan berkembang dalam jaringan tubuh menyebar keseluruh tubuh mengikuti aliran darah. Hewan penderita anthrax dapat menulari ternak lain melalui cairan (eksudat) yang keluar dari tubuhnya.
Kejadian di Indonesia
- Sumatra dan Kalimantan : Jambi, Palembang, Padang, Bengkulu, Buktitinggi, Sibolga dan Medan.
- Jawa dan Madura : Jakarta, Purwakarta, Bogor, Priangan, Banten, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Surakarta, Bayumas, Madiun, dan Bojonegoro.
- Nusa Tenggara : Di semua pulau seperti di Sumbawa, Sumba, Lombok, Flores, Timur Roti dan juga Bali.
- Sulawesi : Sulawesi Selatan, Menado, Donggala dan Palu.
Di dunia anthrax masih banyak terjadi di negara-negara mediterania (Yunani, Italia, Spanyol, Yugoslavia, Turki), di kantong-kantong negara Kanada (MacKenzie Bison Range, North West Territory, Wood Buffalo National Park, Alberta bagian selatan dan utara) dan Amerika Serikat (South Dakota, Nebraska, Oklahoma, dan sebagian Texas), Amerika Tengah, Guatemala, Meksiko (enzootik) dan Amerika Selatan (Peru, Bolivia, Venezuela) serta di Asia Tengah, India bagian selatan (enzootik), Nepal (epidemik) sebagian di negara Afrika, Cina bagian barat, serta Asia Tenggara (Myanmar, Kamboja, Vietnam, Filipina, Thailand).
Faktor Resiko
Siklus dari infeksi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu faktor terjadinya sporulasi dan germinasi, seperti PH, suhu lingkungan aktivitas air, kandunganmineral. Faktor lain yaitu faktor yang berhubungan dengan musim seperti aktivitas merumput, kesehatan dari inang, populasi serangga dan aktivitas manusia.