Sunday, 02 October, 2011       Login | Register

III. Epidemiologi

Hewan Rentan

Semua hewan berdarah panas dapat terserang penyakit anthrax yang tingkat kepekaannya akan berbeda di antara spesies.  Domba adalah yang paling peka, diikuti sapi, dan kuda. Sedangkan kerbau dan babi tergolong lebih tahan terhadap serangan anthrax. Penyakit ini bahkan pernah menyerang burung unta di daerah Purwakarta (Jawa Barat). Masa inkubasi bervariasi antara 3 - 5 hari.  
Dalam dunia kedokteran hewan anthrax sebenarnya merupakan penyakit yang sumber penularannya terdapat di tanah, hewan sering terkena akibat memakan sesuatu yang terdapat di tanah yang tercemar oleh spora Bacillus anthracis (daerah endemic).

 

Cara Penularan
Pada Hewan

Anthrax tidak menyebar langsung dari salah satu hewan terinfeksi ke hewan lain, tetapi biasanya masuk ke dalam tubuh hewan bersama makanan, alat-alat kandang, dan atau tanah (rumput) yang dianggap paling penting dan berbahaya. Spora yang ada di dalam tanah dapat naik ke permukaan karena pengolahan tanah dan selanjutnya spora tersebut hinggap di rumput yang kemudian termakan oleh hewan (ternak).
Spora juga dapat masuk ke dalam kulit apabila hewan berada dan tidur di tempat yang tercemar. Spora akan tumbuh dan berkembang dalam jaringan tubuh menyebar keseluruh tubuh  mengikuti aliran darah. Hewan penderita anthrax dapat menulari ternak lain melalui cairan (eksudat) yang keluar dari tubuhnya.  

Pada Manusia
Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah, tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah).  Mengkonsumsi produk hewan yang terkena anthrax atau melalui udara yang mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang (Woolsorters disease).  Oleh karena itu ada empat tipe ántrax pada manusia, yaitu anthrax kulit, ántrax pencernaan/anthrax usus, anthrax pernapasan/anthrax paru-paru dan anthrax otak.  Anthrax otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke otak.
 

Kejadian di Indonesia 

Menurut SUMANEGARA 1958, kejadian Anthrax di Indonesia pada sapi, kerbau, kambing, domba dan babi antara tahun 1906 sampai 1957, terdapat di daerah-daerah :
  1. Sumatra dan Kalimantan : Jambi, Palembang, Padang, Bengkulu, Buktitinggi, Sibolga dan Medan.
  2. Jawa dan Madura : Jakarta, Purwakarta, Bogor, Priangan, Banten, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Surakarta, Bayumas, Madiun, dan Bojonegoro.
  3. Nusa Tenggara : Di semua pulau seperti di Sumbawa, Sumba, Lombok, Flores, Timur Roti dan juga Bali.
  4. Sulawesi : Sulawesi Selatan, Menado, Donggala dan Palu.
Dibeberapa tempat di Jawa Barat dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir telah terjadi lima kali wabah yaitu tahun 1996 di kabupaten Purwakarta, Subang, Bekasi dan Karawang, tahun 1997 di kabupaten Purwakarta, Subang dan Karawang, tahun 1999 di kabupaten Purwakarta, Subang dan Bekasi, tahun 2000 di kabupaten Purwakarta, dan tahun 2001 di kabupaten Bogor seiring dengan mendekatnya Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha di tiga kecamatan yaitu Citeureup, Cibinong dan Babakan Madang yang mengakibatkan 2 orang meninggal dunia.
 
Kejadian Anthrax di Dunia
Di dunia anthrax masih banyak terjadi di negara-negara mediterania (Yunani, Italia, Spanyol, Yugoslavia, Turki), di kantong-kantong negara Kanada (MacKenzie Bison Range, North West Territory, Wood Buffalo National Park, Alberta bagian selatan dan utara) dan Amerika Serikat (South Dakota, Nebraska, Oklahoma, dan sebagian Texas), Amerika Tengah, Guatemala, Meksiko (enzootik) dan Amerika Selatan (Peru, Bolivia, Venezuela) serta di Asia Tengah, India bagian selatan (enzootik), Nepal (epidemik) sebagian di negara Afrika, Cina bagian barat, serta Asia Tenggara (Myanmar, Kamboja, Vietnam, Filipina, Thailand).
 

Faktor Resiko
Siklus dari infeksi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu faktor terjadinya sporulasi dan germinasi, seperti PH, suhu lingkungan aktivitas air, kandunganmineral. Faktor lain yaitu faktor yang berhubungan dengan musim seperti aktivitas merumput, kesehatan dari inang, populasi serangga dan aktivitas manusia.